plugin&play
Music saves our souls | ||||||||
So I’ll always believe as I move forward, Life goes on. navigations are the four lines of lyric. they are profile, entries, links and credits navigations respectively (from the top). |
Sabtu, 19 April 2008, 02.53
When Green Becomes Brown (pt 3)
"Jadi tadi Phil hanya ingin meminta maaf kepada anak perempuan itu,” ucap Lulu mencoba menjelaskan, dan ia menunjuk Arianne dengan dagunya, pertanda ia sedang kesal, "tetapi Roosevelt dan nona ini datang. Mungkin anak Asia itu merasa mereka akan mengeroyoknya," lanjut Lulu lagi. Yusuke mengangkat sebelah alisnya, tampaknya jelas ini hanya maslah salah paham biasa. Sangat tertebak kalau Phil ingin minta maaf karena kejadian permen Lollipo itu, tapi dengan ‘gayanya’, dan soal mengeroyok adalah murni salah paham. Yusuke tahu betul kalau anak perempuan yang berkumpul disini adalah para penggemar Phil—well, bisa saja sih mereka mengeroyok Arianne karena cemburu, tapi rasanya tidak. Hanya terjadi adu mulut disini, lagipula mana mungkin penggemar mengeroyok dan menggencet orang di depan idolanya? Pastilah semuanya itu dilakukan di ‘belakang’. Yeah, seperti yang biasa dilakukan beberapa kakak kelas Yusuke di Jepang dulu, mengeroyok dan menggencet yang lain di halaman belakang sekolah atau gudang. Beruntung Yusuke tak pernah digencet atau semacamnya karena kaka kelasnya saja takut padanya. Yusuke tersenyum tipis mengingatnya. Karena itulah teman-temannya selalu menempel minta tolong padanya. Apakah Shuichi seperti itu? Mengingat sahabat—teman Yusuke yang satu itu memang seringkali digencet dan dicegat sepulang sekolah. Yusuke menggeleng. Bukan saatnya memikirkan Shuichi di saat seperti ini, dan Arianne berceloteh sambil tetap memeluk lengan Yusuke yang merasa sedikit tidak nyaman. Memang hal seperti ini tak biasa di Jepang, tapi bukan karena itu saja, ADA LULU, itu yang membuat Yusuke gelisah setengah mati, "Dia. Menggangguku," celoteh Arianne dengan memasang tampang cemberut, satu wajah lain yang Yusuke ketahui sekarang selain wajah datarnya. Arianne terlihat lucu, dan Yusuke tertawa kecil melihatnya, tapi cepat-cepat ia menghentikannya. Yusuke tersenyum tipis pada Arianne, “tidak, Phil tidak mungkin menganggumu, dia kan hanya ingin minta ma—“ belum selesai mengucap kata-katanyam Arianne menimpali soal sapu terbang dan pelajaran terbang pertama yang dilewatkannya dengan nada riang, seolah tak terjadi apa-apa barusan. Yusuke mengernyit, heran dnegan perubahan kepribadian Arianne yang begitu cepat. Oh ya, sapu terbang, Arianne ingin meminjamnya, gumamnya menepuk dahinya, lalu memandang Arianne, “Oh, sayang sekali kau tak ikut pelajaran pertamamu. Tapi aku yakin kau pasti bisa hadir di pelajaran berikutnya.. memangnya kau sakit apa? Well, untuk masalah sapu terbang, baru saja aku mengirim suratnya (Yusuke meringis mengucapkan ini) jadi benar-benar baru akan sampai akhir bulan nanti,” ucap Yusuke lalu mengerling pada Ann yang menjelaskan kalau ia menangis bukan karena cemburu pada Arianne, itu karena ia menerima surat yang mengabari kalau bibinya meninggal. Yusuke menatap Ann memelas, dan tersenyum tipis, berusaha memasang wajah prihatin, “turut berduka cita, Ann.. Arianne, jangan terlalu cepat menuduh seseorang menangis karena apa. Kita harus bertanya dulu apa alasannya, mengerti? Itu bisa menyakiti perasaannya.” Yeah, Yusuke jadi seperti seorang guru berkata seperti ini. Tapi itu memang benar, ucapan Arianne soal cemburu dan menyatakan kalau ia tak bersalah membuat Ann menangis rasanya agak tak sopan dan kasar. Yusuke menoleh ke arah Phil yang sekarang berkata sesuatu, membuat Yusuke benar-benar merasa tidak enak padanya, “Baiklah, Miss. Terserah dirimu saja. Aku tidak akan mengganggumu lebih lanjut. Kelihatannya kau lebih nyaman berbicara dengan Yusuke daripada denganku…,” dan ia terdiam. Phil terdiam, seolah ia tak bisa berkata apa-apa lagi. Yusuke melihat ada sedikit tampang sedih di wajahnya—Phil sedih? Tak mungkin, itu hanya perasaan Yusuke saja. Tapi tetap saja, ia benar-benar merasa tidak enak, seolah sudah merebut kesempatan Phil untuk menjelaskan permintaan maafnya yang membuat Arianne salah paham dan seolah hanya Yusuke saja yang bisa berteman dengan Arianne. Yusuke menelan ludah, “euh.. Phil, kurasa bukan begitu maksud Arianne..,” ya, pasti Arianne punya alasan tertentu kan, menganggap Phil menganggunya dan segala macam? Mungkin Arianne sedang sensitif. Atau mungkin Phil meminta maaf pada waktu yang kurang tepat. Yusuke melihat Phil menarik tangan Lulu, mengisyaratkan supaya cepat-cepat pergi darisini. Kelihatan sekali kalau Phil sudah tak tahan ada disini, apakah karena anak-anak perempuan yang mengelilinginya, atau karena…Arianne? Lulu sempat menyindir Arianne, apakah permintaan maaf menganggu anak perempuan berambut cokelat ini, dan Arianne menatap tajam mereka—mungkin lebih tepat disebut galak. Tangan Arianne kini tak memeluk lengan lagi—malah mengenggam tangan Yusuke yang langsung terpaku sejenak. Belum pernah ada anak perempuan yang menggenggam tangannya kecuali kakaknya, dan Yusuke benar-benar panik sekarang. Terdengar Lulu berteriak dari kejauhan ketika ia dan Phil melangkah pergi, Lulu meleletkan lidahnya pada Arianne, "PHIL TIDAK SALAH, YUSUKEE!! JANGAN PERCAYA DIA!" Dan Arianne? Kekesalannya memuncak, ia menanggapi teriakan dan kata-kata Lulu dengan teriakan lagi, tapi tangannya masih menggenggam tangan Yusuke, "KAU MENUDUH AKU BERBOHONG? KALAU BEGITU UNTUK APA DIA MENCAMPURI URUSANKU DAN MENARIK TANGANKU SAMPAI SAKIT? APA NAMANYA ITU KALAU BUKAN MENGGANGGU?" dan Yusuke terlonjak mendengar teriakan Arianne yang cukup keras. Ia berteriak pada Lulu.Oke, sekarang Yusuke jadi benar-benar tahu kalau Arianne tak suka urusannya dicampuri orang lain. Ia lebih suka menyelesaikannya sendiri, tapi rasanyaa dengan berteriak seperti ini malah membuat masalah runyam. Yeah, runyam. "DAN AKU BUKAN ANAK ASIA, AKU ORANG PRANCIS!" tambahnya lagi, masih berteriak. Yusuke menutup sebelah kupingnya sambil meringis, ia mendengar Ann meminta Arianne untuk tak berteriak lagi. Mengerti akan hal itu, cepat-cepat Yusuke mengenggam tangan Arianne dan menariknya, “sssst, Arianne!! Jangan berteriak!! Kau tahu, Ann sedang sedih dan ia butuh ketenangan!” omel Yusuke sambil meletakkan telunjuknya di depan mulut, mengisyaratkan menyuruh Arianne untuk diam. Itu benar, saat sedang sedih memang sangat perlu ketenangan dan Ann tampaknya mengambil langkah yang tepat untuk pergi dari sini. Ia memberikan sesuatu—Ricotta namanya, entah apa itu—pada Arianne dan buru-buru pergi dengan lasan ada sesuatu yang harus ia lakukan. Yusuke tersenyum tipis, tahu kalau kata-kata Ann barusan adalah penanda ia ingin sendirian. Yusuke menyadari kalau Arianne saat ini sedang memandangnya. Pandangan bertanya, tepatnya, "Kau percaya padaku kan, Yusuke?" tanyanya pelan. Yusuke sadar, tangan Arianne masih mengenggam—tidak, tepatnya, tangan Yusuke yang mengenggam tangan Arianne. Gelagapan, cepat-cepat dilepaskannya tangan Arianne perlahan, melepas genggamannya, sebisa mungkin membuat Arianne tak tersinggung. Ia menatap langit sejenak, berpikir, mengenai siapa yang harus ia percayai. Perkataan Lulu—tidak, perkataan Phil (tapi Lulu yang menjelaskan, bukan? Phil tak berkata apapun pada Yusuke. Dan ia tahu, Lulu berkata jujur karena Phil adalah sahabatnya.) atau perkataan Arianne? Ia tak mau memihak siapapun dalam hal ini karena Yusuke tahu betul, ini hanya salah paham kecil yang tidak ditanggapi dengan tenang. Jadi runyam karena semuanya panik. Yusuke menghela nafas, menatap Arianne dengan senyuman tipis lalu mengelus kepala anak perempuan itu pelan, yang lebih pendek beberapa senti dari Yusuke, “aku percaya padamu.. dan Phil,” ujar Yusuke lalu menurunkan tangannya dari kepala Arianne dan memasukkan tangannya ke dalam saku celana sambil menatap langit lagi, ia sendiri tak tahu kenapa terus-terusan menatap langit musim gugur yang cerah itu. Mungkin karena Yusuke tak mau menatap mata Arianne yang terus memadanginya, membuatnya salah tingkah. Yeah, seperti saat Rei menatapnya dulu. Sebelum Arianne menanggapi kata-katanya, Yusuke berbicara lagi, “aku bicara begitu karena aku percaya pada kalian berdua. Aku tahu kalian jujur. Hanya saja, Phil tak berani berkata apapun karena terlalu banyak yang menyudutkannya. Aku kenal Phil sejak setahun lalu, dan memang itulah sifatnya. Tak suka disudutkan,” dan Yusuke menepuk pundak Arianne, membungkukkan badannya sedikit agar bisa melihat wajah Arianne yang mungkin saja kesal karena Yusuke bicara tak sesuai harapannya, “dan kau, Arianne, aku memang baru mengenalmu sebentar. Aku juga percaya padamu. Hakmu untuk marah jika kau memang merasa terganggu seperti yang kau katakan. Dan yang perlu kau ketahui, Phil tidak mengeroyokmu. Anak-anak perempuan tadi adalah penggemar—tidak, anak-anak yang naksir Phil. Itu semua hanya salah paham. Sekali lagi, SALAH PAHAM,“ lanjut Yusuke kemudian menepuk pelan kepala Arianne, dan menatap langit musim gugur lagi. Yeah, Yusuke tak akan memihak siapapun. Netral. Ia tak mau membuat dirinya dimusuhi Phil--atau siapapun. Cukuplah dengan dimusuhi teman-teman kakaknya. Label: Halaman Hogwarts, Musim Gugur, Tahun Kedua, Term 3
I remember your words and nod my head. |
thepersoninside ![]() 沢田諭介 Yusuke Sawada Sawada, Yusuke, Yusu, Yucchan Generasi ke-12 dalam silsilah resmi Keluarga Muggle Sawada, merupakan orang kedua yang memiliki ciri-ciri fisik Brazilian, dari faktor genetika generasi pertama. Ciri ini hanya muncul setiap enam generasi, tanpa meninggalkan ciri Asia. Hanya faktor gen pertumbuhan dan warna kulit yang berpengaruh. Muggleborn, golongan darah O. Tinggi badan 180 cm dengan berat 62 kg. Terbilang jangkung untuk orang Asia pada umumnya, namun wajar bagi orang Eropa. Kulit gelap, mata coklat kayu, hidung agak besar dan pesek, berjanggut tipis. Rambut hitam-kecoklatan (painted) bermodel agak 'jingkrak'. Selalu menutupi rambutnya dengan topi berbagai jenis. Berkacamata (dengan minus rendah, hanya -2 tanpa silinder). Lahir di Sendagaya, Jepang, tanggal 13 Mei tahun 1962, jarang pulang ke Negeri Matahari Terbit itu sejak bersekolah di Hogwarts. Tongkat sihirnya adalah Hawthorn 31 cm berinti Kulit Serpent yang Dikeringkan, yang didapatkan ketika berumur 11 tahun (tepat di Tahun Pertamanya). Terdaftar di Hogwarts sebagai murid Asrama Gryffindor, angkatan tahun 1974. |
partnersinplot
A PUPPETMASTER B Karasuma Rei Mizuhime Winterfield Haruhi Kumayuki ongoingplot
None thebackstories
+ Received the Letter + When Green Becomes Brown (pt 2) + When Green Becomes Brown + [Ramuan Pengempis] Yang Besar jadi Kecil + Sent the FIRST Letter + Pesta Awal Tahun Ajaran - 1973/1974 ittakemonths
+ April 2008 + Mei 2008 + Juli 2008 + Agustus 2008 + September 2008 + April 2009 |
aboutthesong
![]() Artist: CHEMISTRY Album Name: Life goes on Release Type: Single Release Date: 20.08.08 Genre: J-Pop, Electro, Vocal Tracklist: 01 Life goes on~side K~ 02 Life goes on~side D~ 03 Life goes on~side K~ [Less Vocal] 04 Life goes on~side D~ [Less Vocal] *Info taken from here. abouttheface
Kaname Kawabata Born in Tokyo, 28th January 1979 Part of vocal group named CHEMISTRY. Chemistry (ケミストリー ,Kemisutorī?) is a Japanese pop/R&B duo, composed of Yoshikuni Dōchin and Kaname Kawabata. They were the winners of the Asayan audition (similar to the American Idol series) in 2000 organized by Sony Music Entertainment Japan. Their first single "Pieces of a Dream" was released on March 3, 2001, and was the best selling single that year (over 2 million). Most of their singles have reached #1 on the Oricon charts; all five albums have reached #1 the day they were released. Their #1 streak was broken by the Kinki Kids' H album, scoring them a #2 rank for Fo(u)r. Chemistry is also known in Korea for the popular collaboration song "Let's Get Together Now," featuring talents from both Korea and Japan and for collaborating with Korean singer Lena Park who appears in the b-side "Dance with Me" on the "Kimi ga Iru" single. On March 6, 2008, Kaname Kawabata married model Miki Takahashi. They met after she appeared in the PV for "This Night." aboutthelayout
An accidentality production Inspiration from DancingSheep & BONBON:D Hosted free by Blogger |