plugin&play
Music saves our souls | ||||||||
So I’ll always believe as I move forward, Life goes on. navigations are the four lines of lyric. they are profile, entries, links and credits navigations respectively (from the top). |
Senin, 01 September 2008, 02.57
Listen to Me
Tanggal 26 Desember 1976, hari Minggu pagi, salju masih terlihat menumpuk di luar Kastil Hogwarts. Sebagian binatang masih terlelap dalam Hibernasi-nya di habitat masing-masing. Sementara itu di dalam Kastil, bangunan berbatu kelam dan terlihat suram yang terletak di tepi Danau Hitam dimana di seberangnya terletak sebuah Desa Penyihir yang setiap tahun selalu dikunjungi oleh murid-murid—Hogsmeade—, para Penghuni Hogwarts beraktifitas seperti yang dilakukan biasanya pada hari-hari sebelum musim dingin dan Winter Ball. Beberapa Hantu Asrama tengah melayang rendah menakut-nakuti sebagian anak, penghuni lukisan sibuk membahas soal acara Winter Ball, dan sisanya tampak berkumpul di Aula Besar menikmati sarapannya. Di luar Kastil Hogwarts, seorang remaja laki-laki tanggung bertopi baseball warna putih salju yang tertutup tudung parka hitam sehingga kepalanya kini bisa dipastikan terlindungi dari udara dingin—berjalan menapaki salju putih yang ada sejauh perjalanannya. Setiap menapak, kakinya melosok ke bagian terdalam salju, membuat sepatu boots gunung hitam yang digunakannya meninggalkan jejak yang cukup jelas dan butuh beberapa waktu untuk menghilankannya. Terkadang langkahnya mengakibatkan kakinya terperosok terlalu dalam, membuat dirinya harus susah payah menarik kakinya keluar dari kurungan salju. Sesekali ia menghela nafas, dan sebuah kepulan embun uap tipis keluar dari mulutnya. Pagi ini udara terasa amat dingin, lebih dari biasanya. Pengaruh Natal? Entahlah. Remaja laki-laki ini sendiri juga tidak tahu. Hanya saja, setiap pagi di musim dingin selalu sama udaranya. Hanya akan menghangat jika sudah mendekati musim semi. Kedua tangannya yang berbalutkan sarung tangan wol hitam hasil rajutan kakaknya yang dikirim seminggu lalu, terselip di dalam saku jaketnya yang posisinya ada di depan. Syal merah-emas khas Gryffindor terlihat dari balik jaketnya yang tidak ter-risleting sampai atas. Wajah khas Asia-nya (dan kata kebanyakan orang ber-kharisma) berhiaskan sebuah kacamata frame-hitam yang bertengger di hidung, karena pengaruh udara dingin seringkali benda dengan dua kaca itu berembun—membuatnya harus membersihkannya berkali-kali dengan syalnya. Matanya menatap lurus pada tujuannya sekarang. Lapangan Quidditch. Menurutmu dia gila pagi-pagi begini datang ke Lapangan Quidditch? Tidak. Semua ini sudah ia pikirkan masak-masak bahkan sejak tadi malam, ketika dirinya mengetahui Hufflepuff akan mengadakan latihan rutin untuk pertandingannya minggu depan. Hufflepuff versus Slytherin. Musang lawan Ular, dan Asrama Ular sering jadi pemenangnya. Remaja ini menyadari bahwa dirinya sama sekali tidak pernah hadir dalam Pertandingan Quidditch belakangan ini—jangan tanyakan alasannya kenapa. Terkadang karena ia bangun kesiangan, tergeletak tak berdaya di tempat tidur, atau bahkan sibuk mengurus Klub Fotografi-nya. Wajar saja dirinya tidak pernah dipanggil lagi untuk menjadi cadangan Tim Quidditch Gryffindor, mengingat tabiatnya yang cukup buruk. Yeah, tidak tepat waktu. Mari kesampingkan itu saat ini. Sekarang yang ada di pikirannya hanyalah untuk segera sampai di Lapangan Quidditch. Tinggal melewati jembatan dimana di bawahnya terdapat sungai yang membeku, remaja empat belas tahun ini akan segera tiba pada tempat tujuaannya. Dan disanalah ia akan menunggu sahabatnya. Melakukan yang seharusnya ia lakukan beberapa hari lebih cepat agar semuanya terasa lebih tenang dan damai—meminta maaf. Sangat sulit untuk meminta maaf pada seseorang yang sudah menjadi sahabatmu selama dua tahun dan kau bertetangga dengannya, hampir setiap hari bertemu dengannya di musim panas—apalagi dia perempuan. Apologize to a girl it's the most difficult thing he ever done. And it's about his best-friend— —yang mungkin tak akan pernah menganggapnya sahabat lagi. Menyedihkan, bukan? Langkah terakhir berhasil membawanya ke tengah Lapangan Quidditch yang diselimuti salju tipis. Motif lapangan dan garis batasnya masih terlihat jelas walau tertutup salju, menandakan bahwa tempat ini sangat dilindungi untuk olahraga favorit para penyihir—Quidditch. Sebuah bangku kayu panjang terletak di bawah tribun Selatan, beberapa meter dari kantor Madam Hooch. Sahabatnya pasti akan melewati tempat ini saat latihan, meminta izin meminjam sapu dan Perlengkapan Quidditch. Dibersihkannya salju yang menempel di bangku itu, dan setelah memastikan semuanya bersih, remaja laki-laki itu duduk—tidak peduli dengan celana jeans yang baru dicucikan Peri-Rumah kemarin—seraya mendongakkan kepalanya ke langit musim dingin yang cerah. Sekarang hanya tinggal menunggunya. Sang Kapten Quidditch Hufflepuff. Yusuke Sawada, usia 14 tahun lebih 7 bulan—sekarang menanti Mizuhime Winterfield di tengah pagi yang dingin. Bahkan ia tidak sarapan hanya untuk hal ini—karena berusaha untuk tiba lebih dulu dari gadis itu. Semata-mata agar sahabatnya tidak kabur lagi seperti yang biasa dilakukannya jika mereka berdua bertemu. ---------------- Hogwarts' Map, penampilan Yusu kurang lebih seperti ini ditambah Syal Gryffindor. Label: 1976-1977, Halaman Hogwarts, Lapangan Quidditch, Mizuhime, Musim Dingin, Tahun Keempat, Term 5
I remember your words and nod my head. |
thepersoninside ![]() 沢田諭介 Yusuke Sawada Sawada, Yusuke, Yusu, Yucchan Generasi ke-12 dalam silsilah resmi Keluarga Muggle Sawada, merupakan orang kedua yang memiliki ciri-ciri fisik Brazilian, dari faktor genetika generasi pertama. Ciri ini hanya muncul setiap enam generasi, tanpa meninggalkan ciri Asia. Hanya faktor gen pertumbuhan dan warna kulit yang berpengaruh. Muggleborn, golongan darah O. Tinggi badan 180 cm dengan berat 62 kg. Terbilang jangkung untuk orang Asia pada umumnya, namun wajar bagi orang Eropa. Kulit gelap, mata coklat kayu, hidung agak besar dan pesek, berjanggut tipis. Rambut hitam-kecoklatan (painted) bermodel agak 'jingkrak'. Selalu menutupi rambutnya dengan topi berbagai jenis. Berkacamata (dengan minus rendah, hanya -2 tanpa silinder). Lahir di Sendagaya, Jepang, tanggal 13 Mei tahun 1962, jarang pulang ke Negeri Matahari Terbit itu sejak bersekolah di Hogwarts. Tongkat sihirnya adalah Hawthorn 31 cm berinti Kulit Serpent yang Dikeringkan, yang didapatkan ketika berumur 11 tahun (tepat di Tahun Pertamanya). Terdaftar di Hogwarts sebagai murid Asrama Gryffindor, angkatan tahun 1974. |
partnersinplot
A PUPPETMASTER B Karasuma Rei Mizuhime Winterfield Haruhi Kumayuki ongoingplot
None thebackstories
+ Kelas Pertahanan Terhadap Ilmu Hitam, 1976-1977 + Kelas Pertahanan Terhadap Ilmu Hitam, 1975-1976 + Pesta Awal Tahun Ajaran - 1973/1974 (after Hospita... + Pesta Awal Tahun Ajaran - 1973/1974 (part 3) + Pesta Awal Tahun Ajaran - 1973/1974 (part 2) + Seleksi Asrama - 1973/1974 + Esai Hogwarts Cup + Letter from Hogwarts + When Green Becomes Brown (pt 3) + Received the Letter ittakemonths
+ April 2008 + Mei 2008 + Juli 2008 + Agustus 2008 + September 2008 + April 2009 |
aboutthesong
![]() Artist: CHEMISTRY Album Name: Life goes on Release Type: Single Release Date: 20.08.08 Genre: J-Pop, Electro, Vocal Tracklist: 01 Life goes on~side K~ 02 Life goes on~side D~ 03 Life goes on~side K~ [Less Vocal] 04 Life goes on~side D~ [Less Vocal] *Info taken from here. abouttheface
Kaname Kawabata Born in Tokyo, 28th January 1979 Part of vocal group named CHEMISTRY. Chemistry (ケミストリー ,Kemisutorī?) is a Japanese pop/R&B duo, composed of Yoshikuni Dōchin and Kaname Kawabata. They were the winners of the Asayan audition (similar to the American Idol series) in 2000 organized by Sony Music Entertainment Japan. Their first single "Pieces of a Dream" was released on March 3, 2001, and was the best selling single that year (over 2 million). Most of their singles have reached #1 on the Oricon charts; all five albums have reached #1 the day they were released. Their #1 streak was broken by the Kinki Kids' H album, scoring them a #2 rank for Fo(u)r. Chemistry is also known in Korea for the popular collaboration song "Let's Get Together Now," featuring talents from both Korea and Japan and for collaborating with Korean singer Lena Park who appears in the b-side "Dance with Me" on the "Kimi ga Iru" single. On March 6, 2008, Kaname Kawabata married model Miki Takahashi. They met after she appeared in the PV for "This Night." aboutthelayout
An accidentality production Inspiration from DancingSheep & BONBON:D Hosted free by Blogger |